“Si Rumit” Pemecah Masalah
Oleh : Tito Wahyu Purnomo dan Ani Rahmawati Dewi
Dalam
kehidupan sehari-hari kita pasti sering mempunyai masalah. Masalah yang kita
hadapi pun terkadang menjadi sesuatu yang rumit. Sebuah kata yang mengandung
arti ruwet, susah, sulit, pelik, sukar, dan tidak mudah untuk dipecahkan. Misalnya,
“soal ini begitu rumit, saya tidak mampu mengerjakannya”. Contoh yang lain,
“hubungan ku dengan dia sedang rumit, aku hanya bisa pasrah menatap masa depan
jika harus bersamanya”. Banyak sekali contoh dalam kehidupan ini yang bisa
memunculkan suatu hal yang disebut kerumitan. Rumit adalah sebuah istilah yang
pada dasarnya dihindari oleh setiap orang karena memiliki arti yang demikian.
Namun ternyata rumit tidak selalu bermakna negatif seperti persepsi kebanyakan
orang. Matematika adalah jawabannya. Ketika banyak orang mengatakan bahwa
matematika itu rumit, ternyata ada sisi bahwa matematika adalah solusi dari
banyak hal rumit yang menjadi permasalahan dalam kehidupan sehari-hari yang sering
orang alami. Ketika kita sedang dihadapkan pada suatu permasalahan, pasti di
sisi yang lain terdapat solusi untuk memecahkan masalah tersebut. Dalam kasus
ini akan kami contohkan bagaimana langka-langkah menemukan solusi untuk
memecahkan masalah berdasarkan perspektif bilangan kompleks dalam matematika.
Bilangan
kompleks
Matematika
tidak bisa terlepas dari bilangan. Banyak jenis bilangan dalam matematika :
bilangan real, bilangan cacah, bilangan desimal, dan lain-lain. Tetapi yang
menarik adalah ada satu istilah yang disebut bilangan kompleks. Dalam bahasa
kerennya, istilah rumit sering disebut juga dengan kompleks. Berarti bilangan
kompleks adalah bilangan yang ruwet, susah, sulit, pelik, sukar, dan tidak
mudah untuk dipecahkan. Lalu untuk apa bilangan kompleks dipelajari? Bukankah
hal tersebut hanya akan membuat kita menjadi tambah pusing? Ternyata tidak
seperti itu. Menurut penulis, bilangan kompleks yang rumit ini justru bisa
menyelesaikan berbagai permasalahan hidup kita yang begitu rumit.
Pertama :
Dalam
kehidupan sehari-hari kita sering menemukan banyak permasalahan. Sebut saja
permasalahan yang kita alami adalah masalah a,
masalah b, dan masalah c. Dapat dirumuskan :
a
+ b + c (persamaan 1 : jumlah masalah kita)
Untuk
bisa dikatakan bahwa permasalahan kita itu selesai, jumlah masalah kita
haruslah sama dengan nol. Untuk itu perlu adanya sebuah solusi z untuk memecahkan masalah kita. Dan
pastilah yang namanya solusi hadir di tengah-tengah masalah a, b,
dan c. Jika masalah yang kita hadapi
tingkatannya berbeda-beda, maka untuk masalah yang besar (misalnya masalah a), kita harus mengkuadratkan solusi
itu.
az2+bz+c=0 (persamaan 2 : karena ada solusi, maka
jumlah masalah kita = 0)
Kedua :
Setelah kita mengetahui rumus untuk
menyelesaikan permasalahan yang kita alami, kita perlu memilih solusi yang
tepat untuk menyelesaikan permasalahan kita. Solusi yang kita pilih merupakan
akumulasi dari solusi setiap permasalahan yang ada. Dapat dirumuskan :
(persamaan 3 : solusi yang kita
pilih )
Solusi
yang kita pilih memuat akar permasalahan hidup yang dirumuskan D=b2-4ac.
Jika masalah a dan c yang kita alami jauh lebih besar dari
masalah b, maka untuk memperoleh
sebuah solusi permasalahan z, D bernilai negatif. Apabila kita
menggunakan konsep pemecahan masalah yang biasa-biasa saja, kita tidak mampu
menemukan akar dari permasalahan hidup karena kita tidah tahu nilai dari itu. Oleh karena itu kita harus menggunakan
solusi permasalahan yang tidak biasa-biasa saja. Kita andaikan / imajinasikan
bahwa itu adalah suatu bilangan dikalikan i. Dengan i (hasil imajinasi kita) bernilai .
Ketiga :
Pada
persamaan 3, jika kita menghitung , maka akan
menghasilkan bilangan real. Sedangkan pada hitungan akan menghasilkan bilangan imajiner seperti
yang telah dibahas pada poin Kedua. Sehingga,
Penyelesaian persamaan 3 menghasilkan sebuah persamaan baru yang di dalamnya
memuat unsur nyata atau real x dan
unsur imajiner y. Dituliskan sebagai
berikut :
z=x+iy
(persamaan 4 : unsur real dan imajiner dalam solusi kita)
Berdasarkan
persamaan di atas, dapat kita simpulkan bahwa untuk menyelesaikan sebuah
permasalahan harus dilakukan dengan kerja-kerja nyata atau real. Tidak hanya
mengandalkan kerja nyata saja, tapi kita juga harus menggunakan daya pikir kita
untuk berimajinasi. Berimajinasi bukan berarti berangan-angan kosong, tetapi
berimajinasi adalah berpikir keras tentang sesuatu yang besar, yang jauh dari
apa yang orang lain pikirkan, yang kemudian hasil pemikiran kita itu mampu membantu menyelasikan sebuah permasalahan
besar karena sebuah permasalahan yang besar tidaklah bisa diselesaikan hanya
dengan pemikiran yang kecil.
Keempat :
Supaya
hasil usaha kita untuk memecahkan masalah itu maksimal, maka hasil daya upaya
kita berimajinasi harus dituangkan dalam bentuk kerja-kerja nyata juga di samping
kerja-kerja nyata kita sebelumnya. Caranya, kita mencari bentuk solusi lain
selain solusi pada persamaan 4 karena banyak masalah biasanya membutuhkan
banyak solusi. Jika solusi pertama adalah z=x+iy,
maka solusi yang lain kita definisikan sebagai :
=x-iy (persamaan 5 : solusi yang lain)
Solusi
yang kedua ini dalam bahasa matematika sering disebut konjugat dari solusi
pertama. Setelah kita mempunyai dua solusi dalam memecahkan sebuah
permasalahan, kita gabungkan kedua solusi itu supaya lebih mantap dalam
menyelesaikan masalah. Dalam bahasa
matematika nya kita kalikan kedua solusi yang telah kita peroleh.
z= (x+iy)(x-iy)
z= x2-xiy+xiy+y2
z= x2+y2 (persamaan 6 : solusi akhir dalam
menyelesaikan masalah)
Berdasarkan persamaan 6 di atas,
dapat diketahui bahwa semua unsur pada solusi pemecah masalah nya bernilai real
atau nyata. Hal ini menunjukkan bahwa solusi akhir untuk menyelesaikan
permasalahan kita berwujud kerja-kerja nyata yang melibatkan kontribusi
pikiran, raga, dan hati kita. Bentuk kuadrat menunjukkan bahwa untuk melakukan
kerja-kerja nyata itu harus diiringi semangat yang berlipat. Berlipat bukan
dalam pengertian dua kalinya. Tetapi dalam orde pangkat. Misalnya kerja nyata
kita adalah 4, maka semangat kita adalah 42=16. Dalam menyelesaikan
permasalahan kita tidak boleh biasa-biasa aja, atau bahkan setengah-setengah.
Itulah mengapa perlu ada unsur kuadrat dalam persamaan solusi tersebut. Terakhir,
yang perlu kami tekankan, bahwa tidak ada masalah yang tidak ada solusinya. Setiap
masalah ada solusinya. Yang menjadi persoalan adalah cara kita menemukan solusi
tersebut. Maka yakinlah bahwa kita mampu menyelesaikan setiap permasalahan yang
ada pada kehidupan kita, karena pada saat masalah itu datang, sesungguhnya
solusi itu datang bersamaan atau beriringan dengan masalah itu. Dalam bahasa
lain, kemudahan itu datangnya bersamaan atau beriringan dengan datangnya
kesulitan itu.
“Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu
ada kemudahan. Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan”
(
QS Al Insyirah : 5-6 )
Click here for comments 1 komentar:
tes komen